Terinspirasi Ayah Sejak Kecil, Natasha Ryder Konsisten Tekuni Dunia Otomotif / Foto: Insertlive
Jakarta, Insertlive -
Kesibukan Natasha Ryder belakangan ini semakin padat dan banyak dihabiskan di dunia otomotif serta media sosial.
Ketertarikannya pada motor dan mobil bukanlah hal baru, melainkan passion yang tumbuh sejak usia dini dan berangkat dari pengaruh besar sang ayah yang ia jadikan panutan hingga sekarang.
Natasha mengungkapkan bahwa kecintaannya pada otomotif bermula dari lingkungan keluarga.
Sosok ayah menjadi role model utama yang memperkenalkannya pada dunia kendaraan roda dua sejak masih sangat kecil.
"Role modelku papa. Karena dulu papa punya motor yang Ducati, yang besar," ungkap Natasha Ryder di studio Trans 7, Jumat (19/12).
Pengalaman pertama yang membekas itu terjadi saat Natasha masih berusia sekitar empat hingga lima tahun.
Ia sudah diajak sang ayah naik motor besar dan merasakan sensasi berkendara dari belakang jok motor, pengalaman yang akhirnya menumbuhkan mimpi sejak dini.
"Di umur 4 atau 5 tahun aku diajak naik di belakang motornya. Sejak itu pengen motoran pokoknya," ujarnya.
Seiring bertambahnya usia, keinginan tersebut semakin kuat. Bahkan, Natasha mengaku sudah memiliki gambaran jelas tentang masa depannya di dunia otomotif sejak kecil.
"Waktu itu udah ada pemikiran nanti kalau udah umurnya bisa bawa motor." katanya.
Tak hanya motor, ketertarikannya juga merambah ke mobil, terutama kendaraan dengan performa tinggi.
Ia menikmati keduanya dengan cara yang berbeda dan sesuai dengan karakter masing-masing kendaraan.
"Seneng main motor dan mobil. Kalau motoran lebih seneng di track. Kalau mobil senangnya sports car, fast car." ujarnya.
Dalam proses belajar mengemudi, peran sang ayah kembali terasa dominan. Natasha diwajibkan menguasai mobil bertransmisi manual terlebih dahulu sebagai dasar sebelum beralih ke kendaraan lain.
"Waktu udah bisa bawa mobil sama papa, belajar dulu tapi harus manual kalo engga nggak boleh." kata Natasha.
Setelah menguasai mobil manual, barulah ia diperkenalkan dengan motor manual. Proses tersebut dijalaninya secara bertahap hingga memasuki usia remaja.
"Jadi belajar mobil manual dulu, baru belajar manual motor. Mungkin di umur 16-17 tahun." ujarnya.
Natasha juga menegaskan bahwa seluruh proses administrasi berkendara dijalaninya sesuai aturan yang berlaku.
"Dapet SIM dulu, dengan cara yang legal." ungkapnya.
Dalam kesehariannya, Natasha masih kerap mengikuti kegiatan berkendara santai bersama komunitas, meskipun tidak selalu rutin.
"Sering Sunday Morning Ride, nggak selalu tapi." katanya.
Soal kendaraan, Natasha memiliki prinsip tersendiri. Ia tidak tertarik pada modifikasi ekstrem dan lebih menyukai kendaraan dalam kondisi orisinal, terutama mobil-mobil dengan performa tinggi dan karakter kuat.
"Enggak suka yang modifikasi, senangnya original fast car. Lamborghini, Ferrari, yang original." ujarnya.
Baginya, daya tarik mobil bukan hanya soal kecepatan, melainkan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan sebuah kendaraan.
"Lebih ke tertarik mobilnya keren, engine-nya, suaranya, interior, look-nya, semuanya dari mobilnya. Senangnya itu." ungkapnya.
Natasha pun tak ragu menyebutkan deretan mobil impian yang menjadi favoritnya hingga saat ini.
"Favorit aku ada, Porsche 911, GT3, Audi R8-classic, yang sekarang discontinue sadly. Sama Lamborghini Revuelto, Lamborghini Urus." katanya.
Selama menekuni dunia otomotif, Natasha bersyukur tidak pernah mengalami insiden berarti di jalan maupun lintasan.
"Untungnya nggak pernah insiden." ujar Natasha.
Salah satu momen paling membahagiakan baginya adalah ketika mendapat kesempatan berkendara hingga ke Eropa, pengalaman yang sangat berkesan dan sulit dilupakan.
"Yang happy itu waktu di-invite motoran ke Italy, sama ke Spanyol." ungkap Natasha.
Di balik kecintaannya pada otomotif, Natasha selalu memegang nasihat penting dari sang ayah terkait keselamatan dan tanggung jawab saat berkendara.
"Yang selalu dikatakan sama papaku, konsentrasi dan antisipasi." ujarnya.
Menurut Natasha, kemampuan berkendara tidak hanya soal kepercayaan diri, tetapi juga kesadaran terhadap kondisi sekitar dan pengguna jalan lain.
"Pokoknya mengendarai motor atau mobil, walaupun mungkin kita ngerasa aman dan jago, belum tentu orang lain bisa." tutup Natasha Ryder.
(ikh/ikh)
Tonton juga video berikut:

5 hours ago
3
















































